
GUNUNG TAMBORA
Edelweis di Puncak Tambora
Gunung Tambora merupakan gunung vulkanik yang termasuk dalam wilayah kecamatan Tambora, sekitar 200 km dari Kota Bima. Letusannya pada tahun 1815 sungguh dasyat, Kekuatan letusan mencapai 7 kali lebih kuat dari bom atom. Akibat letusan Tambora, 92.000 orang meninggal dan 3 kerajaan musnah yaitu : kerajaan Sanggar, Tambora dan Pekat. Sisa letusan menyebabkan adanya kaldera dengan luas 9 km dengan kedalaman 1.100 m. Dari puncak kawasan Gunung Tambora kita dapat menikmati keindahan kawasan hutan kayu Calabai, air terjun Sori Panihi (Kawinda) dan juga panorama laut semenanjung (Paninsula) Pantai Sanggar.
Pacuan Kuda
Lokasi Pacuan Kuda terletak di Desa Panda, Belo, 7 km dari Kota Bima. Pacuan kuda di Bima merupakan pacuan kuda yang sangat unik dan menakjubkan karena yang menungganginya adalah anak-anak berumur 5-8 tahun, sangat menarik untuk ditonton. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bima telah mengkalenderkan jadwal pacuan kuda sebanyak 4 kali setahun yaitu April, Juli, Agustus, dan Desember. Anda dapat mencapainya dengan kendaraan umum seperti ojek dan bis kota.
Pulau Ular
Pulau Ular adalah salah satu pulau yang berada di tengah perairan bagian timur wilayah administrasi Kecamatan Wera, sekitar 80 km dari Kota Bima. Ular-ular yang mendiami pulau ular sangat unik dan bersahabat, dengan warna putih silver dan hitam mengkilat yang sangat eksotis. Pulau ini dapat di capai dengan perahu tradisional nelayan dengan tempuh 15 menit dari daratan.
Pantai Kalaki
Merupakan obyek wisata andalan yang berada di kawasan Teluk Bima dengan jarak tempuh 11 km dari kota Bima. Lokasinya sangat strategis karena berada di jalan Negara Sumbawa-Bima. Pantai Kalaki cocok untuk melakukan banyak kegiatan bahari dikarenakan tersedianya banyak fasilitas dan aneka hiburan laut seperti wisata sepeda air, perahu, dll.
Istana Kesultanan Bima
Istana Kesultanan Bima (Asi Mbojo) dibangun pada tahun 1927, dikonstruksikan dengan campuraran gaya Eropa dan Bima oleh Mr. Obzicshteer Rehatta. Lingkungan istana terdiri dari istana kayu (Asi Bou) disebelah timur, mesjid kesultanan dan makam raja-raja disebelah selatan dan lapangan prajurit adat (Serasuba). Saat ini Istana Kesultanan Bima dijadikan museum yang berisi benda-benda cagar budaya bernilai tinggi, kamar dan tempat kerja Sultan. Terletak di tengah kota Bima.
Gunung Sangiang


Jika air laut surut, pemandangan menjadi tidak sedap lagi karena air menjadi sangat jauh ke dalam sementara daratan yang ditinggalkannya tampak penuh batu yang berserakan. Pemda Kabupaten Bima yang menjadi “pemilik” pantai Kalaki tampak sudah melakukan beberapa “pembangunan” di pantai tersebut, berupa beberapa shelter yang bisa digunakan oleh pengunjung untuk berteduh dan duduk-duduk. Namun jumlahnya tentu tidak mencukupi saat pengunjung ramai seperti ketika Aru Raja. Pengunjung akhirnya menggelar tikar dan berkelompok di kebun orang di seberang pantai. Mereka umumnya mengadakan acara berbeque atau “bakar-bakar” di tempat itu. Biasanya, yang dibakar adalah ayam dan ikan laut. Pantai Kalaki, sekali lagi, menjadi pilihan masyarakat untuk piknik karena tidak banyak pilihan yang lebih baik lagi. Pantai di teluk Waworada (sebelah timur Karumbu) yang lebih indah dengan view pantai selatan sangat jauh dan fasilitas jalan juga belum memadai. Dalam hal ini, Pemda Kabupaten Bima masih harus berperan lagi dalam menata obyek wisata yang dibutuhkan oleh masyarakat.
PANTAI NI’U

LAWATA



Berikut ini adlah foto-foto wana wisata oI TABA campa, bentuk wana wisata ini adlah semacam tempat meluncur tapi bedanya tempat meluncur di OI taba ini di bentuk oleh alam. (sumber : samada_angi.blogspot.com, alanmalingi.wordpress.com, situs pemkab bima)
Posting By : Labarasi
Tags : RAKATEZA
baguusss...tapi poto..potonya kurang..!!
BalasHapus